Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

the real love triangle


begitu banyakah kata bijak dan teori-teori cinta?...pernahkah kita memakainya untuk diri sendiri? kebanyakan orang hanya menggunakan teori dan kata bijak itu untuk orang lain yang kebetulan curhat atau memang membutuhkan nasehat-nasehat. karena mayoritas, orang lebih tahu apa yang seharusnya orang lain kerjakan dan lakukan dan orang itu sendiri nggak tau apa yang harus dirinya kerjakan dan lakukan. itulah teori. mudah di bagikan namun sulit di contohkan.

permainan cinta bermacam-macam, dan macam-macam pula teori baru yang akan keluar dengan sendirinya. 'cinta mati' yang di artikan cinta fanatik sampai hilang akal. 'cinta bertepu sebelah tangan' malang melintang yang memilikin cinta ini. 'cinta segi tiga' mdi cintai dua orang atau mencintai dua orang. lalu yang mana yang di sebut cinta segitiga yang sesungguhnya?

mengejar cinta, di kejar cinta itu adalah hal yang biasa. tapi jika cinta saling kejar-kejaran?. disini w bakal memasukan perempuan bernama moya cewek supel yang terkenal periang di antero kampus. tubuhnya yang cukup memasuki standar kekurusan membuatnya bebas bergerak, di dukung dengan cara bicaranya yang humoris yang membuatnya memiliki teman banyak. saking kurusnya ia tak berani menggunakan baju-baju ngepas bodi yang biasa perempuan pakai. di tambah lagi kulitnya yang terbilang cukup hitam, membuatnya tidak ingin mengikuti trend masa kini. cukup nyaman dengan kaus alakadarnya dan celana jins untuk sehari-hari.

"moy, dosen nggak ada...mabur yuk?" ajah lista sahabat karibnya yang masih betah menemani moya dari sejak mereka duduk di bangku SMP. dan memang secara kebetulan mereka selalu di terima d sekolah yang sama, hanya saja kelas yang tidak pernah sama.
moya memicingkan matanya agak tidak percaya. Lista adalah anak yang cukup bandel dan over active, gayanya yang modis membuatnya tidak betah berlama-lama diam di rumah.

boleh di akui memang dia sangat cantik hanya saja gayanya agak tomboy dan lebih bawel dari moya. hidungnya yang mungil dan matanya yang indah adalah kecantikan yang di akui cowo-cowo kampus dan juga amoy, ia mengakui itu karena unsur paksaan lista yang sering menanyakan pada amoy sisi mana yang paling amoy suka dari diri lista.

"beneran?" tanyanya dengan penuh curiga "jangan ngajakin w bolos lagi kan".
lista mendekatkan wajahnya pada amoy sambil mengedip-ngedipkan mata "tatap mata gue moy..ada kebohongankah di mata gue?"
"ah...bohong sama jujurnya elomah 11-12"
merekapun sepontan tertawa dan membuat sekelilingnya mengarahkan pandangan keppada mereka. kejadian yang tidak aneh lagi. suara bahakan mereka memang sangat menggelegar, dan sering mendapat teguran dari dosen jika mereka ngobrol dan tertawa di depan kelas orang.

mereka bergegas meninggalkan kampus, langkah mereka tiba-tiba terhenti dan saling menoleh. "ngerasa ada yang di lupain ga sih?" tanya moya berbisik. lista menggeleng. "lo kenapa ikutan berenti?"
"w juga ngerasa ada yang kelupaan"
sambil menguras isi tas mereka dan mengingat apa yang mereka lupa. dan akhirnya tangan lista meraba sesuatu di tasnya dan di angkatnya kunci berbandul kupu-kupu itu.
"MOTOR!" serentak mereka berteriak motor, hari ini mereka sudah tidak desek-desekan mobil angutan umum lagi karena uang gajihnya sebagai penjaga toko kaset berhasil lista kumpulkan untuk membeli motor, karena motor baru mereka jadi sering lupa bahwa mereka pergi ke kampus naik motor. sebenernya amoy tidak usah repot-repot untuk ikut angkutan umum atau nebeng lista karena orang tua amoy memberikan ia mobil. tapi ia trauma mengendarai mobil karena 3 tahun yang lalu ia sempat di rawat karena kecelakaan mobil.

mereka menuju cafe mungil yang berada tidak jauh dari kampusnya. nuansa santai dengan vasilitas unik. bangku bambu dan ada juga tempat yang menyediakan saung untuk makan lesehan di sertai layar tancep untuk menonton tivi. di lantai atas terdapat 5 ruangan karauke. kafenya terlihat sederhana tapi fasilitas megah dan harga setandar anak-anak kampus kelas menengah kebawah. mungkin.

di sini mereka menghabiskan banyak waktu bahkanberjam-jam dengan memanfaatkan fasilitas hotspot mereka jadi mererasa ol d rumah. biasanya amoy memilih duduk di saung yang bisa leluasa rebahan di sana dan cukup private.
"Ta, mau w kenalin gak sama temen w?" lista diam dan masih sibuk mengetik-ngetik di laptopnya "dia temen kecil w dulu, dan baru pulang dari studynya di ausi minggu kemarin. baik lhoh orangnya."
"hmm"

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

NO art No life, BALEHO and us


tokoh utama: masrur
rizka marlina masrur



membuat keonaran dan membuat peraturan sendiri di asrama itulah kerjaan aku dan the cehay geng. nama yang di buat dari asal muasal tebak-tebakan ngawur dari salah satu temen gue yang melontarkan pertanyaan gak penting dan bukan termaksud tebak-tebakan.
"apa nama sayur yang di bikin buat campuran sayur ketupat?"
"..."
keadaan ruangan sunyi drastis hanya terdengar suara alat-alat pekakas yang masih anteng di mainkan gita teman seteam art ku dan zahra, ia ketua art w.
berbagai jawaban di keluarkan tapi memang benar2 tidak ada yang tahu sampai akhirnya teman w yang bernama heni angkat bicara.
"cehay!"
serentak mata tertuju pada cewe mungil dan bersuara ngeden yaitu heni. gita dan zahra yang asik mengerjakan hasil karyapun menyempatkan matanya mengarah heni sambil mengerutkan wajah.
"ah ngarang lo hen!" tukas ku sambil memukuli pundaknya.
dari sejak itu. kami namakan osis bagian art dengan panggilan "BETA-BETA cehay"
cehay di ambil dari tebak2an aneh, dan 'beta' di ambil dari kutipan dialog novel raditya dika.

bulan ini ceritanya w dan the cehay sedang kebanjiran job yang mengharuskan kita untuk sering ngumpul di ruang kesenian. ruangan yang sulit di dapat, samapai pernah nangis kompakan gara-gara nggak dapet tempat, bagian art terbengkalai karena tidak memiliki pembimbing dari pihak guru. sampai akhirnya kita di pertemukan oleh kakak baik bernama kak ulfah yang bersedia mengabdi di ponpes ini dan memperjuangkan hak anak art. heheheh terdengar berlebihan tapi jika di ceritakan lebih detail pasti akan amat sangat berlebihan dari tulisannya.

pembuatan baleho pernada yang akan di lakukan osis putri, lebih tepatnya lagi bagian art putri y ituh w dan kawan-kawan. bener-bener tantangan dan "kami sanggup" dengan bangganya w tunjukan kekereativitasan w dan imajinasi w. tapi saat melihat bahan yang akan di pergunakan, hatiku menciut bener-bener tantangan di depan mata. triplek 6 lembar, cet dan koas yang berukuran ngejibun di sertai rollan cet. berasa jatuh pangkat jadi tukang cet. malangnya.

berasa lelah setelah mengerahkan semua tenaga dan pikiran wih gayaaaaaaa, padahalmah yang mengerjakan konsep gambar adalah gita, yang sibuk ini itu si ketua, dan kerjaan dedengkot cuman ngecetin apa yang di suruh, hahahhahaha tapi bagi w itu cukup melelahkan. hahahhahahahahahaha.

pengecetan warna dasar udah selesai dan semua w lakukan dengan bangga hati. entah apa yang membuat w bangga, intinya pada saat itu w merasakan kebanggaan yang teramat dalam karena mendapat job yang di lakukan art putri perdana. baleho ini juga akan di gunakan untuk acara pensi akhir angkatan w yang dinamakan nihai show.

"wei makan sore nih ambilin nasi donk!" ujar emon yang sedang mengukur diameter lingkaran yang ada di tengah-tengah konsep gambar. dan bergegas w dan nurma mengambil kuda-kuda untuk bergegas menerobos antrian makan dengan alasan "tuntutan kerja jadi harus di dahulukan"....satu piring beramean, begitulah cara makan kita. nggak peduli cet di mana-mana yang penting perut keisi. di tengah-tengah lahapnya makan tiba-tiba suara menggelegar mendamprat kerumunan kita.
"ngapain kalian!" yang saat itu menggunakan bahasa arab.
"nge nge ngerjain baleho ustadzah" jawab gue gugup dengan mulut dalam keaadaan penuh nasi lauk dan sambel. beliau adalah adik pemimpin pondok. lapar yang sebenernya masih terasa, dengan berat hati harus kita sudahi. nggak hanya pembuatan baleho yang di marahi karena menggunakan tempat yang masih sedang di bangun, beliau jg memarahi karena makan kita yang melanggar peraturan alias di luar dari batas ruang makan. tapi untunglah tidak sampai di hukum.

"bagemana ini?" tanya nurmah dengan muka sok tegangnya.
"hmmmmmmm" zahra mulai berdiskusi bersama gita. sambil menunjuk ke arah ruang art.
w dekati mereka perlahan, karena tidak ingin ketinggalan berita.
"rur" panggil gita "muat gak yah, 6 papan di jejerin di ruangan kita?"
"muat deh kayanya tenk kalo di beresin barang-barangnya" jawab w dengan muka meyakinkan sambil menggerakan tangan seolah sedang mengukur lebar ruangan, padahala yang ada dalam otak w bukan hitung-hitungan melainkan 'beneran muat ga yah? gimana ini?'.
"y udah nanti malem kita pindahin"
"sekarang rapihin barang-barangnya, biar nanti malem tinggal di angkut. malem ngumpul seperti biasa jam 10 di tunggu di ruang art"
gitapun memanggil cehay-cehay lain untuk mendapat intruksi dari ketua.
"inget jangan sampe ketauan bagian keamanan, satpam, apalagi ustadzah."
"jangan lupa palakin makanan di gedung masing-masing. kerja besar-besaran nih" tukas erma yang mengeluarkan ide berlian. w pun amat sangat setuju dengan ide itu. dan memang setiapa anak art malakin makanan mereka selalu ngasih, ada yang bilang kasihan lah apalah, bahkan tanpa di mintapun ada ajah yang ngirimin makanan ke tempat anak art gawe.

malam
kini malam pun tiba, pasang kuda-kuda. w gita dan ana kebetulan satu gedung, gita udah betengger di kamar w dan bergegas manggilin anak-anak yang jangkauannya mudah di panggil dan jauh dari pantauan bagian keamanan. ngendep-ngendep jaya maling mau nyuri jemuran begitulah rutinitas sebelom sampai ke ruang kerja setiap malemnya. melelahkan tapi seru. dengan bondolan makanan di masing-masing tangan. entahlah ini mau kerja atau pesta gendutin perut?

sesampainya di ruangan dengan aman. w, gita, ana, nurma, yuli dari pihak pelaksana nihaishow, dan heni di tugaskan untuk mengambil bahan-bahan baleho yang berada di belakang asrama. gelap dan amat sangat menyeramkan. bergegas cepat campur takut memunguti bahan-bahan baleho beserta triplek bertumpuk enam yang cukup berat. perasaan ini lega karena tidak ada satupun bagian keamanan melewwati belakang asrama ituh. tapi tiba-tiba suara motor terdengar jelas, serempak masing-masing tangan yang memegang barang bawaan termaksud gotongan triplek, spontan di banting dan mengambil perlindungan masing-masing.

"anjrit ada ustadzah ngontrol pake motor" ujar nurma ngos-ngosan, aku, gita dan heni hanya bisa ketawa melihat ketabloan dari masing-masing muka temen-temen.
"satpam kali...masa ustadzah ngebut?" sambung yuli sambil menginti ke arah suara datang. ketika suara motor kedua berbunyi dari arah yang sama, 'ya ampun ternyata'
akupun angkat bicara untuk mencairkan ketegangan mereka "heh, ngaain pada ngibrit? itu kan suara motor dari luar pondok! ah payah"
"payah payah, y lo sendiri kenapa ikutan ngibrit?" tanya heni garang.
"w kaget"
"walah ngeles ajah lo rur rur" sambung ana yang langsung kembali memunguti barang-barang yang di berjatuhan.
"CET!" serempak mrekapun berkata "cet" melihat cet tidak ada di tempat barang jejatuhan.
"ini ada di w. y g mungkin w lepas lah" si mungil ana mengayunkan cet di tangannya.

akhirnya 6 triplek muat untuk satu ruangan dan pengecetan di laksanakan di ruang ini, nggak hanya anak art dan yuli di sana. ternyata sudah ada anak-anak yang memang sering bantu anak art dulunya. rame. seperti biasa di awal-awal kerja semangat, semua yang ada di ruangan kebagi tugas sampe ada yang bertugas ngambil aer minum dan masak mie. kebetulan anak art sekarang mulai elit, kak ulfa mengerti penderitaan anak art yang selalu makan mie di seduh, sampai akhirnya beliu membelikan kompor listrik. cukup menguras waktu karna panasnya kompor amat sangat lama, sampai kadang bikin mie sampe ketiduran.

mie mateng kerjaan pun tertunda. 5 mie instan untuk semua isi ruang art yang kurang lebih 14 org - 1 orng tidur (dede desi)= 13. gak ada piring tempat tadi masak mie pun di jadikan mangkok. kelaparan ini meraja lela, mie yang mengepul panas serempak di lahap kaya orang kesurupan.
"sumpeh lidah w mati rasa" tukas ku sambil menjulurkan lidah.
"lagian makannya nggak sabaran, masih panas juga" sahut deyu si pendiem yang nggak ikutan makan."
"takut keabisan de" itu alasan gita dan di setujui oleh yang laen. "nggak makan de?" dede hanya menggeleng dan melanjutkan kerjaaannya.
makan pake kualinya langsung ini termaksud tingkat elite bagi anaka art. parahnya lagi dulu saking malesnya nyucu piring, nyuci sendok, nyuci aapapun yang ada di kamar mandi akhirnya gita memutuskan untuk memakan emi dengan botol taperwear yang ia bawa.
"sendoknya?"tanya heni saat itu.
w pun menyodorkan penggaris besi "pake ini bisa kan?" bener-bener cara edan tapi seru. memang nggak ada yang mau nimbrung makan dengan gaya baru. ini hanya berlaku untuk w, gita dan heni. dalam keadaan laper, semua bisa di akalin. makan mie beralaskan botol minum dan penggaris besi. nikmatnya saat itu. bikin besoknya ketawa bertiga kalo inget acara makan-makan bertiga.


setelah makan makin berkuranglah makhluk yang masih melek. makin tega pula w meninggalkan gita yang masih anteng memoles bagian-bagian sisa dari baleho yang 97% sudah jadi. dan karena 97% itulah tekat ketegaan w untuk membiarkan gita kerja sendiri makin kuat, di tambah lagi anak-anak yang laenpun udah tidur. dengan liciknya w bangunin emon dengan alasan "bangun lo, dari tadi udah tidur, gantian sekarang w yang tidur"
heheheheh padahal dari tadi w sedang berjuang melawan ngantuk dan tidak sempat memegang kerjaan setelah makan mie tadi. untungnya emon bangun dan percaya dengan omongan w, dan aku pamitan undur diri dari singahsana kerja rody.
"teng w tidur duluan yah!" gita mengiyai, matanya masih fokus pada polesan di tulisan tanpa menoleh sedikitpun ke muka w yang sudah sekarat ngantuk.

sampai akhirnya baleho itu di pampang rapih tegak di lapangan samping panggung pensi kita nanti. begitu bangganya w. kalo ajah boleh bawa kamera. pengen banget poto di samping baleho bikinan sendiri.


begitu banyak kisah menarik dari anak-anak art. dari mulai penggabungan karakter masing-masing yang pada awalnya kita bukan orang yang saling akrab dan menjadi akrab dengan art, nangis bareng gara-gara susah payah dapetin ruangan pribadi dan dengan enaknya di ambil bagian osis lain yang padahal mereka sudah memiliki tempat kerja. rela-relain menghabiskan malam bersantai untuk pergi ke gedung jeddah untuk mendapat bimbingan dari ustadz yang lebih respecct pada kerajinan tangan dan memang para ahlinya. rela gila-gilaan di depan orang banyak dengan baju penuh cet berani jalan ke luar asrama demi meminta cet ke anak putra yang juga sedang bekerja di lapangan. kena sidang gara-gara ngelanggar peraturan malam, sampai kejadian mistis lainnya yang di dengar saat tengah malam mengerjakan kerjaan art. dan satu lagi yang paling mengesankan adalah, saat nyuci backround yang lebarnya bisa muat ngebungkus w, nyuci di got bening aliran langsung dari gunung. dan aku pun mencetuskan sebuah kalimat murni dari lubuk hati yang terdalam 'NO art NO life" dan w ukir rapih di lemari butut w.

mungkin kalau di tumpahkan semua, bisa ngalahin buku harry poter ketebalan halamannya nanti. mungkin cukup segini sajah. hehehehhehehehehe no art nolife karena hidup sadar atau tidak sadarnya, berjalan dengan irama kesenian.

di sertakan gambar baleho sealakadarnya,,hasil karya the cehay:


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

GUE

GUE
apa ajah d jepret

1/2 puzzle

1/2 puzzle
sobat2 ku

this one or that one

this one or that one
ghita

gita dan benerannya

gita dan benerannya
naiz