Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

coffe break #cinta atau pelampiasan 1

#4
Seminggu sudah aufa menjalani persahabatnnya yang canggung, tanpa rutinitas ngumpul, tanpa weekend bareng dan sampai sekarangpun ia belum menceritakan permasalahannya yg terjadi. Dionpun tidak tahu sekarang aufa tinggal dimana dan dion tidak tahu apa masalah aufa apapun perubahan hidup yang aufa jalani dion tidak mengetahui samasekali. Dulu apapun yang aufa lakukan pasti dion tahu. Sekarang berubah, Dion hanya menjadi pencerita dan bukan menjadi pendengar bagi aufa ia sibuk dengan hari-harinya bersama ami, sibuk dengan cerita-cerita nggak penting tentang ami. Semua cerita itu membuatnya hanya terdiam dan makin sakit dan kadang tidak sengaja menangis. entah apa yang ia tangisi, sakit hati atau kehilangan sahabat. semua perasaan itu bimbang dan tak bisa ia pisahkan mana yang sakit hati dan mana yang merasa kehilangan sahabat.aufa hanya bisa membungkus hatinya dengan selimut tebal agar seolah dion merasa aufa merasakan kebahagiaan yang dia rasa. walau kenyataannya tidak sama sekali.
semenjak kejadian itu, aufa jadi sering tidak masuk kuliah. alesannya memang sangat wajar, ia sekarang banting tulang untuk hidupnya sendiri, dengan tinggal di sebuah kosan murah berukuran kecil. kali ini aufa benar-benar jatuh dan benar-benar sendirian.
ia bekerja di sebuah restoran yang lumayan berkelas tapi jabatannya di sana hanya sebagai pelayan restoran. di tempat ini aufa di tuntut untuk menjadi seseorang yg bukan aufa sebenarnya. ia harus memakai rok panjang yang menjadi salah satu seragam pelayan di restoran itu. awalnya ia tidak mau mengikuti peraturannya dan ia ingin mengadukan pada atasannya tapi ia merasa akan ada kabar buruk jika ia sampai mngatakan keprotesannya tentang seragam restoran itu. bisa jadi gajihnya di potong atau malah di pecat. nyari kerja sekarangkan nggak gampang. walaupun cuman jadi pelayan tetep ajah di lihat surat lamarannya, di tanya-tanya ini itu, padahal nggak kepake di prakter layan pelayanan.
awal kerja di sana ia selalu mendapat kesialan, memecahkan piring, menjatuhkan pesanan pelanggan, membuat keonaran dengan pelanggan karena ia memarahi pelanggan yang banyak maunya, sampai-sampai ia mendapat teguran dari atasa. bukan hanya teguran yang ia dapat, tp ia mendapat potongan gajih di gajih pertamanya nanti. mungkin ia tidak bisa kesal kepada atasannya karena keputusan memotong gaji lebih baik dari pada di pecat...
"kalo kerja jangan bengong! ntar piring bisa pecah terus setiap harinya" tegur seorang pelayan laki-laki yang ia tidak kenal. sudah hampir berminggu-minggu ia bekerja di situ tapi ia belom juga akrab dan mengenal teman-teman sesama pelayan. ia hanya mengenali bapak guntoro si penegur atau si mandornya restoran ini.
"ooo...siapa yang bengong?"
"lo tuh betah yah kerja di tempat rame tapi gg mau punya temen gitu biar kerjaannya bisa di barengin ngobrol gitu"
"..."
"ya udah kalo emang gg mau di ganggu. w cuman mau ingetin ajah" laki-laki itupun bergegas membalikan tubuhnya dan melangkah pergi.
"tunggu!" ujar aufa sambil mengelap tangannya yang kotor.
laki-laki itu membalikan tubuhnya sambil tersenyum "w adit"
"w.." gg sempat ia menyebut namanya adit langsung menyebut nama aufa.
"aufa kan?"
"kok tau?"
"ya iyalah w tahu, salah satu kewajiban karyawan sini kan haru memasang papan nama"
jawaban adit mebuat aua terlihat sebagai mahasiswa yang berprestasi di sekolah dan kampus tp terlihat bloon dan sangat bloon di depan adit. aufa hanya nyengir dan melanjutkan pekerjaannya menyusun makanan ke atas nampan yang siap di hidangkan kepada pemesan di meja nomor 04.
"w nganterin ini dulu yuah! makaseh udah mau ngaja w ngobrol"
'huft ada juga orang yang baik hati ama w. gg kaya karyawan yang laen bisanya cuman jutekin w ajah. emangnya ada yang salah gitu dari ke esoktikan muka w?' pikirnya sambil berjalan menghampiri meja nomor 4. saat ia menaruh makanan ke atas meja itu, tiba2 pelanggan baru duduk tepat di meja nomor 6 yang tidak jauh dr meja nomor 4. suara yang ia dengar sangat tidak asing. ya itu suara dion. aufa menoleh sebentar dan bergegas kembali ke dapur. di dengarnya dion memanggil nama aufa dengan ragu beberapa kali. tapi ia tidak menghiraukannya.
'pasti lagi sama si ami' gumamnya kesal dalam hati. "kenapa lo? kaya ketakutan gitu?" tegur adit yang mengagetkan aufa.
"duh dit ngagetin w ajah lo?"
"kenapa sih lo?"
"itu tadi ada orang gila..w takut ajah ama orang gila" jawabnya asal.
'mana boleh orang gila masuk restoran ini. ada-ada ajah nih aufa' gumam adit sabil tertawa kecil.
"kok ketawa?"
"gak...eh pulang bareng yuk. jam kerja lo hari ini kan sama kaya w"
setiap hari senin, kamis dan sabtu jadwal aufa memang gak sampe malam. bisa pulang jam 5 atau malah jam 4. "w lagi bete nih, kita gila-gilaan yuk"
"gila-gilaan gimana?"
"kita karokean.. mau yah?" ajak adit sambil memohon.
"tapi w..."
"w yang teraktir"
"kita kan baru kenal? gg enak w"
"lo ajah yg baru kenal w. w seh iudah kenal lo dari pertama lo kerja di sini..mau yah?"
"hmmmmm...y udah biar w enakan lo traktir karokean, dan w traktir makan? gimana?"
"okeh ntar w tunggu di depan resto yah"
dimulainya perkenalan instan ini dan membuat aufa sedikit mlupakan rutinitas membosankannya. yg biasanya pulang kerja langsung ke kosan dan ngebekem kaya nenek-nenek bosen idup. jam kerjanya pun selesai dan iapun bergegas menemui adit di depan restoran.
"faaa!" panggil adit.
aufa melongo, ia hampir tidak mengenali adit yang mengenakan motor gede dan style yang kurang cocok dengan pekerjaannya sebagai pelayan restoran.
"gak udah terpesna gitu dnk ama kegantengan w"
okeh adit memang ganteng tapi kekaguman aufa tiba-tiba luntur saat mengetahui adit punya sifat yang kepedean tingkat tinggi.
"ganteng gigi lo?" ejek aufa. belom sempat menaiki motor adit handphonenya berbunyi.
'dion?' gumamnya. dilihat di layar hapenya adalah telpon dr dion. 'angkat jangan?'
"angkat telpoinnya dulu gih, ntar klo nelpon di jalan bisa keberisikan" ujar adit sambil melepas helmnya.
"hallo, ada apa yon?"
"fa masa w tadi liat orng mirrrrrrrrip bgt ama lo di restoran, tpi dari belakang dowang mirip lo. gak tau deh dari depannya hahahahahahaha"
sekitar 5 menitan dion ngobrol panjang lebar di telpon dari masalah ia melihat orng yg mirip dengan aufa sampai obrolan saat mkan di restoran tadi.
"dari siapa?" tanya adit.
"temem w"
"ooo, ya udah yuk cabut, bete banget muka lo...kita seneng-seneneeeeeeeeeeeeg"
aufa hanya tertawa dan berharap malam ini menjadi malam pelepas penat

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

GUE

GUE
apa ajah d jepret

1/2 puzzle

1/2 puzzle
sobat2 ku

this one or that one

this one or that one
ghita

gita dan benerannya

gita dan benerannya
naiz